This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

sekolah berwawasan lingkungan

Jl. RA Fadillah No.1 Komplek Kesatrian Kopassus Rt 05/RW 02 Kel. Cijantung Kec. Pasar Rebo Jakarta Timur. (021)8404859

Wednesday, July 11, 2012

Tuesday, July 10, 2012

Wisata Edukasi: Kidzania



FUTSAL SDN CIJANTUNG 03 PAGI

SELAMAT ATAS KEBERHASILAN JUARA I LOMBA FUTSAL TK. KECAMATAN PASAR REBO

Amanat dalam Acara Perpisahan dan Kenaikan Kelas

Selamat Kepada Siswa kelas VI yang 100% lulus dan memperoleh peringkat 1 nilai rata-rata UN tertinggi untuk sekolah negeri di wilayah provinsi DKI Jakarta. Pertahankan/ tingkatkan prestasimu di sekolah yang jenjangnya lebih tinggi nanti dan jangan lupa kepada guru-guru yang telah mengajarkanmu.
 Untuk kelas I dan V selamat atas kenaikan kelas yang lebih tinggi.Bagi yang memperoleh Peringkat tinggi pertahankan dan tingkatkan prestasimu dan bagi yang kurang teruslah belajar dan lebih rajin lagi dan
bagi yang tinggal kelas kelas jangan putus asa, ini hanyalah keberhasilan yang tertunda. Tahun ajaran nanti belajarlah lebih giat lagi dan jangan lupa untuk berdo'a kepada Tuhan YME.

Kerjasama Pramuka SDN Cijantung 03 Pagi dengan Pengakap Malaysia

SDN 03 Cijantung Wakili Provinsi DKI, Dalam Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional

Setelah menjadi juara tingkat Provinsi dalam lomba Sekolah Sehat, kini Sekolah Dasar Negeri 03 Cijantung Jakarta Timur, berkesempatan mewakili Provinsi DKI Jakarta, dalam lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional 2011, hadir dalam penilaian tersebut, seluruh jajaran Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur dan Wakil Orang Tua Murid SDN 03 Cijantung.

Walikota Jakarta Timur, H Murdhani pada wartawan menjelaskan, bahwa pihaknya bangga akan keberhasilan SDN 03 Cijantung dalam meraih juara Lomba Sekolah Sehat Tingkat Provinsi, kegiatan lomba sekolah sehat ini, diharapkan akan mampu menanamkan budaya sehat dikalangan sekolah dan anak didik sejak usia dini, sehingga dalam  proses balajar dan mengajar juga akan semakin baik, paparnya.

Hal senada juga diungkapkan Kasudin Dikdas Kota Administrasi Jakarta Timur, Drs. Abdul Rasyid, M.Si bahwa lomba sekolah sehat diharapkan akan mampu meningkatkan peran guru, siswa maupun komite sekolah, dalam menjadikan sekolah sebagai tempat yang nyaman dalam proses belajar mengajar, dengan lingkungan dan yang sehat, maka seluruh siswa maupun guru juga akan sehat, baik jasmani maupun rohani.



Sementara Kepala Sekolah SDN 03 Cijantung Drs Udit, MM pada wartawan juga menegaskan, bahwa Sekolah Bersih merupakan keharusan, bahkan semua dilakukan oleh siswa sendiri, dan guru hanya membimbing dan mendampinginya, baik kegiatan Dokter Kecil, PMR, UKS serta Pramuka, meraka memiliki kegiatan masing-masing dalam menjaga lingkungan sekolah yang asri dan sehat.

Disamping itu di SDN 03 Cijantung juga ditekankan akan penanaman nilai-nilai sopan santun, bagaimana para siswa-siswi dapat menghargai guru, demikian juga yang muda harus bisa menghargai yang lebih tua/kakak kelasnya,demikian juga saat siswa akan  pulang sekolah atau masuk sekolah harus cium tangan pada guru, papar Udit.

Monday, July 9, 2012

Harapan kepedulian dan doa

Ada sebuah kisah penuh hikmah
dari seorang ayah dan ke-3 anaknya
cerita ini bermula pada suatu sore
saat semua orang sedang sibuk
mengjar waktu untuk cepat pulang
kerumah untuk menghilangkan lelah
setelah satu harian berkerja
di sebuah halte busway tampak
3 anak kecil yang sedang menunggu
busway bersama ayah tercinta mereka.
mereka terlihat gembira sekali
seakan-akan tidak ada duka
dan kesedihan saat itu
Anak yang paling kecil
bagaikan seorang putri,
ia cantik dalam dekapan sang
ayah, sedangkan kedua anak
lainya yang putra sedang asyik
bermain-main kesana kemari
sepertinya mereka sangat menikmati
setiap permainan-permainannya.
Busway yang ditunggu-tunggu
pun akhirnya datang, semua orang
berburu-buru masuk menuju pintu
bus itu termasuk sang ayah dan
ketiga anaknya yang masih kecil2 itu
Kemudian keluarga itu dapat
tempat duduk di kursi busway
yang disusun memanjang seperti
kereta api listrik (KRL).
Walaupun sudah ada didalam bus
ke-2 putra sang ayah tidak
habis-habisnya bermain-main
mereka bermain petak umpet
di sela-sela tubuh orang dewasa
yang sebagian besar
mengisi ruang busway itu.
Mereka tertawa-tawa,
berteriak-teriak
seakan-akan berada ditaman
halaman rumahnya, saat itu
Terlihat ada beberapa
penumpang yang wajahnya
menjadi begitu muram
merasa terganggu dengan tingkah
ke dua anak sang ayah itu.
Hingga pada akhirnya
ada seorang penumpang pria
yang ketus menyatakan protesnya
dengan kasar ke sang bapak,
”Pak, tolong anaknya di atur ya,
disinikan penumpang juga ingin
tenang, sudah capek kerja, eh
pulang kok masih aja ada yang
ganggu!!”
Lalu sang bapak sambil
menggendong putrinya pun
menjawabnya dengan senyum,
”Maaf ya mas. Ibu mereka baru
saja meninggal sore ini di rumah
sakit, dan saya belum mengatakan
hal ini kepada mereka, nanti
begitu sampai di rumah saya akan
mengatakannya, biarlah mereka
merasakan kegembiraan yang
menjadi hak mereka, karena saya
merasa mereka akan banyak
kehilangan kegembiraan setelah
tahu bahwa ibu yang biasa
mengasuh mereka dan
menyayangi mereka setiap saat
sudah tidak bersama mereka lagi
selamanya.
Mas tidak
keberatankah kalau mereka
bermain sebentar saja di bus ini?”
Mendengar apa yang dibicarakan
sang bapak tadi, sebagian
penumpang yang mendengarnya
langsung terdiam dan merenung,
termasuk pria yang baru saja
memperotes sang bapak dengan
ketus. Tiba-tiba mereka teringat
akan kasih sayang dan kesalahan-
kesalahan yang pernah mereka
perbuat kepada ibunya.
Diam-diam diantara mereka ada
yang menggambil handphone di
saku celananya, lalu jari jempolnya
membuat baris kalimat,
"ibu
apakabar? besok pagi saya mau
pulang menjenguk ibu, maafkan
segala salah saya, ibu" kemudian
dia mengirimkan sms itu ke
nomor ibunya, dan berharap ia
masih diberi kesempatan untuk
berjumpa dengan ibunya besok.
***
Sahabat..
Jangan dahulukan berfikir
negatif
kepada orang lain, karena
setiap
orang mempunyai kisah yang
berbeda
dalam setiap waktu yang
dijalaninya
terkadang raut wajah yang
gembira
tersimpan kesedihan duka
nestapa
begitu pula dalam setiap
amarah
tersirat harapan, kepedulian
dan doa
dalam hidup, bukan hanya tentang
diri kita sendiri
tapi kita harus sang toleransi dan
memahami
tidak semua orang berjalan pada satu
tujuan
hargailah mereka dan jangan pernah
memaksaakan kehendaknya
Allah Maha tahu siapa yang terbaik
Amal ibadahnya.. :)

Profesor Termuda di Amerika Serikat adalah orang Indonesia

Nama lengkapnya adalah Prof Nelson Tansu PhD.Setahun lalu, ketika baru berusia 25 tahun, dia diangkat menjadi guru besar (profesor) di Lehigh University, Bethlehem, Pennsylvania 18015, USA. Usia yang tergolong sangat belia dengan statusnya tersebut.
Kini, ketika usianya menginjak 26 tahun, Nelson tercatat sebagai profesor termuda di universitas bergengsi wilayah East Coast, Negeri Paman Sam, itu.
Sebagai dosen muda, para mahasiswa dan bimbingannya justru rata-rata sudah berumur. Sebab, dia mengajar tingkat master (S-2), doktor (S-3), bahkan post doctoral.
Prestasi dan reputasi Nelson cukup berkibar di kalangan akademisi AS. Puluhan hasil risetnya dipublikasikan di jurnal-jurnal internasional.
Dia sering diundang menjadi pembicara utama dan penceramah di berbagai seminar. Paling sering terutama menjadi pembicara dalam pertemuan-pertemuan intelektual, konferensi, dan seminar di Washington DC .
Selain itu, dia sering datang ke berbagai kota lain di AS. Bahkan, dia sering pergi ke mancanegara seperti Kanada, sejumlah negara di Eropa, dan Asia.
Yang mengagumkan, sudah ada tiga penemuan ilmiahnya yang dipatenkan di AS, yakni bidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan high power semiconductor lasers. Di tengah kesibukannya melakukan riset-riset lainnya, dua buku Nelson sedang dalam proses penerbitan. Bukan main. Kedua buku tersebut merupakan buku teks(buku wajib pegangan, Red) bagi mahasiswa S-1 di Negeri Paman Sam.
Karena itu, Indonesia layak bangga atas prestasi anak bangsa di negeri rantau tersebut. Lajang kelahiran Medan, 20 Oktober 1977, itu sampai sekarang masih memegang paspor hijau berlambang garuda. Kendati belum satu dekade di AS, prestasinya sudah segudang. Kemana pun dirinya pergi, setiap ditanya orang, Nelson selalu mengenalkan diri sebagai orang Indonesia. Sikap Nelson itu sangat membanggakan di tengah banyak tokoh kita yang malu mengakui Indonesia sebagai tanah kelahirannya.
“Saya sangat cinta tanah kelahiran saya.Dan saya selalu ingin melakukan yang terbaik untuk Indonesia,” katanya, serius. Di Negeri Paman Sam, kecintaan Nelson terhadap negerinya yang dicap sebagai terkorup di Asia tersebut dikonkretkan dengan memperlihatkan ketekunan serta prestasi kerjanya sebagai anak bangsa. Saat berbicara soal Indonesia, mimik pemuda itu terlihat sungguh-sungguh dan jauh dari basa-basi.
“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan merupakan bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa besar lainnya. Tentu saja jika bangsa kita terus bekerja keras,” kata Nelson menjawab koran ini.
Adalah anak kedua di antara tiga bersaudara buah pasangan Iskandar Tansu dan Lily Auw yang berdomisili di Medan, Sumatera Utara. Kedua orangtua Nelson adalah pebisnis percetakan di Medan. Mereka adalah lulusan universitas di Jerman. Abang Nelson, Tony Tansu, adalah master dari Ohio, AS. Begitu juga adiknya, Inge Tansu, adalah lulusan Ohio State University (OSU).
Tampak jelas bahwa Nelson memang berasal dari lingkungan keluarga berpendidikan. Posisi resmi Nelson di Lehigh University adalah assistant professor di bidang electrical and computer engineering. Di AS, itu merupakan gelar untuk guru besar baru di perguruan tinggi. “Walaupun saya adalah profesor di jurusan electrical and computer engineering, riset saya sebenarnya l ebih condong ke arah fisika terapan dan quantum electronics,” jelasnya.
Sebagai cendekiawan muda, dia menjalani kehidupannya dengan tiada hari tanpa membaca, menulis, serta melakukan riset. Tentunya, dia juga menyiapkan materi serta bahan kuliah bagi para mahasiswanya. Kesibukannya tersebut, jika meminjam istilah di Amerika, bertumpu pada tiga hal. Yakni, learning, teaching, and researching. Boleh jadi, tak ada waktu sedikit pun yang dilalui Nelson dengan santai. Di sana , 24 jam sehari dilaluinya dengan segala aktivitas ilmiah. Waktu yang tersisa tak lebih dari istirahat tidur 4-5 jam per hari.
Anak muda itu memang enak diajak mengobrol. Idealismenya berkobar-kobar dan penuh semangat. Layaknya profesor Amerika, sosok Nelson sangat bersahaja dan bahkan suka merendah. Busana kesehariannya juga tak aneh-aneh, yakni mengenakan kemeja berkerah dan pantalon.
Sekilas, dia terkesan pendiam. Pengetahuan dan bobotnya sering tersembunyi di balik penampilannya yang seperti tak suka bicara. Tapi, ketika dia mengajar atau berbicara di konferensi para intelektual, jati diri akademisi Nelson tampak. Lingkungan akademisi, riset, dan kampus memang menjadi dunianya. Dia selalu peduli pada kepentingan serta dahaga pengetahuan para mahasiswanya di kampus.
Ada yang menarik di sini. Karena tampangnya yang sangat belia, tak sedikit insan kampus yang menganggapnya sebagai mahasiswa S-1 atau program master. Dia dikira sebagai mahasiswa umumnya. Namun, bagi yang mengenalnya, terutama kalangan universitas atau jurusannya mengajar, begitu bertemu dirinya, mereka selalu menyapanya hormat: Prof Tansu.
“Di semester Fall 2003, saya mengajar kelas untuk tingkat PhD tentang physics and applications of photonics crystals. Di semester Spring 2004, sekarang, saya mengajar kelas untuk mahasiswa senior dan master tentang semiconductor device physics. Begitulah,” ungkap Nelson menjawab soal kegiatan mengajarnya.
September hingga Desember atau semester Fall 2004, jadwal mengajar Nelson sudah menanti lagi. Selama semester itu, dia akan mengajar kelas untuk tingkat PhD tentang applied quantum mechanics for semiconductor nanotechnology. “Selain mengajar kelas-kelas di universitas, saya membimbing beberapa mahasiswa PhD dan post-doctoral research fellow di Lehigh University ini,” jelasnya saat ditanya mengenai kesibukan lainnya di kampus.
Nelson termasuk individu yang sukses menggapai mimpi Amerika (American dream). Banyak imigran dan perantau yang mengadu nasib di negeri itu dengan segala persaingannya yang superketat. Di Negeri Paman Sam tersebut, ada cerita sukses seperti aktor yang kini menjadi Gubernur California Arnold Schwarzenegger yang sebenarnya adalah imigran asal Austria. Kemudian, dalam Kabinet George Walker Bush sekarang juga ada imigrannya, yakni Menteri Tenaga Kerja Elaine L. Chao. Imigran asal Taipei tersebut merupakan wanita pertama Asian-American yang menjadi menteri selama sejarah AS.
Negara Superpower tersebut juga sangat baik menempa bakat serta intelektual Nelson. Lulusan SMA Sutomo 1 Medan itu tiba di AS pada Juli 1995. Di sana, dia menamatkan seluruh pendidikannya mulai S-1 hingga S-3 di University of Wisconsin di Madison. Nelson menyelesaikan pendidikan S-1 di bidang applied mathematics, electrical engineering, and physics. Sedangkan untuk PhD, dia mengambil bidang electrical engineering. Dari seluruh perjalanan hidup dan karirnya, Nelson mengaku bahwa semua suksesnya itu tak lepas dari dukungan keluarganya. Saat ditanya mengenai siapa yang paling berpengaruh, dia cepat menyebut kedua orang tuanya dan kakeknya. “Mereka menanamkan mengenai pentingnya pendidikan sejak saya masih kecil sekali,” ujarnya.
Ada kisah menarik di situ. Ketika masih sekolah dasar, kedua orangtuanya sering membanding-bandingkan Nelson dengan beberapa sepupunya yang sudah doktor. Perbandingan tersebut sebenarnya kurang pas. Sebab, para sepupu Nelson itu jauh di atas usianya. Ada yang 20 tahun lebih tua. Tapi, Nelson kecil menganggapnya serius dan bertekad keras mengimbangi sekaligus melampauinya. Waktu akhirnya menjawab imipian Nelson tersebut. “Jadi, terima kasih buat kedua orangtua saya. Saya memang orang yang suka dengan banyak tantangan. Kita jadi terpacu, gitu,” ungkapnya. Nelson mengaku, mendiang kakeknya dulu juga ikut memicu semangat serta disiplin belajarnya. “Almarhum kakek saya itu orang yang sangat baik, namun agak keras.
Tetapi, karena kerasnya, saya malah menjadi lebih tekun dan berusaha sesempurna mungkin mencapai standar tertinggi dalam melakukan sesuatu,” jelasnya.
Sisihkan 300 Doktor AS, tapi Tetap Rendah Hati Nelson Tansu menjadi fisikawan ternama di Amerika. Tapi, hanya sedikit ya ng tahu bahwa guru besar belia itu berasal dari Indonesia. Di sejumlah kesempatan, banyak yang menganggap Nelson ada hubungan famili dengan mantan PM Turki Tansu Ciller. Benarkah? Nama Nelson Tansu memang cukup unik. Sekilas, sama sekali nama itu tidak mengindikasikan identitas etnis, ras, atau asal negeri tertentu. Karena itu, di Negeri Paman Sam, banyak yang keliru membaca, mengetahui, atau berkenalan dengan profesor belia tersebut. Malah ada yang menduga bahwa dia adalah orang Turki. Dugaan itu muncul jika dikaitkan dengan hubungan famili Tansu Ciller, mantan perdana menteri (PM) Turki. Beberapa netters malah tidak segan-segan mencantumkan nama dan kiprah Nelson ke dalam website Turki. Seolah-olah mereka yakin betul bahwa fisikawan belia yang mulai berkibar di lingkaran akademisi AS itu memang berasal dari negerinya Kemal Ataturk.
Ada pula yang mengira bahwa Nelson adalah orang Asia Timur, tepatnya Jepang atau Tiongkok. Yang lebih seru, beberapa universitas di Jepang malah terang-terangan melamar Nelson dan meminta dia “kembali” mengajar di Jepang. Seakan-akan Nelson memang orang sana dan pernah mengajar di Negeri Sakura itu. Dilihat dari nama, wajar jika kekeliruan itu terjadi. Begitu juga wajah Nelson yang seperti orang Jepang.Lebih-lebih di Amerika banyak profesor yang keturunan atau berasal dari Asia Timur dan jarang-jarang memang asal Indonesia. Nelson pun hanya senyum-senyum atas segala kekeliruan terhadap dirinya. “Biasanya saya langsung mengoreksi. Saya jelaskan ke mereka bahwa saya asli Indonesia.
Mereka memang agak terkejut sih karena memang mungkin jarang ada profesor asal aslinya dari Indonesia,”jelas Nelson. Tansu sendiri sesungguhnya bukan marga kalangan Tionghoa. Memang, nenek moyang Nelson dulu Hokkien, dan marganya adalah Tan. Tapi, ketika lahir, Nelson sudah diberi nama belakang “Tansu”, sebagaimana ayahnya, Iskandar Tansu. “Saya suka dengan nama Tansu, kok,” kata Nelson dengan nada bangga.
Nelson adalah pemuda mandiri. Semangatnya tinggi, tekun, visioner, dan selalu mematok standar tertinggi dalam kiprah riset dan dunia akademisinya. Orang tua Nelson hanya membiayai hingga tingkat S-1.
Selebihnya? Berkat keringat dan prestasi Nelson sendiri. Kuliah tingkat doktor hingga segala keperluan kuliah dan kehidupannya ditanggung lewat beasiswa universitas. “Beasiswa yang saya peroleh sudah lebih dari cukup untuk membiayai semua kuliah dan kebutuhan di universitas,” katanya.
Orang seperti Nelson dengan prestasi akademik tertinggi memang tak sulit memenangi berbagai beasiswa. Jika dihitung-hitung, lusinan penghargaan dan anugerah beasiswa yang pernah dia raih selama ini di AS.
Menjadi profesor di Negeri Paman Sam memang sudah menjadi cita-cita dia sejak lama. Walau demikian, posisi assistant professor (profesor muda, Red) tak pernah terbayangkannya bisa diraih pada usia 25 tahun. Coba bandingkan dengan lingkungan keluarga atau masyarakat di Indonesia, umumnya apa yang didapat pemuda 25 tahun? Bahkan, di AS yang negeri supermaju pun reputasi Nelson bukan fenomena umum. Bayangkan, pada usia semuda itu, dia menyandang status guru besar.
Sehari-hari dia mengajar program master, doktor, dan bahkan post doctoral. Yang prestisius bagi seorang ilmuwan, ada tiga riset Nelson yang dipatenkan di AS.
Kemudian, dua buku teksnya untuk mahasiswa S-1 dalam proses penerbitan. Tapi, bukan Nelson Tansu namanya jika tidak santun dan merendah.
Cita-citanya mulia sekali. Dia akan tetap melakukan riset-riset yang hasilnya bermanfaat buat kemanusian dan dunia. Sebagai profesor di AS, dia seperti meniti jalan suci mewujudkan idealisme tersebut. Ketika mendengar pengakuan cita-cita sejatinya, siapa pun pasti akan terperanjat. Cukup fenomenal. “Sejak SD kelas III atau kelas IV di Medan, saya selalu ingin menjadi profesor di universitas di Amerika Serikat. Ini benar-benar saya cita-citakan sejak kecil,” ujarnya dengan mimik serius. Tapi, orang bakal mahfum jika melihat sejarah hidupnya. Ketika usia SD, Nelson kecil gemar membaca biografi para ilmuwan-fisikawan AS dan Eropa. Selain Albert Einstein yang menjadi pujaannya, nama-nama besar seperti Werner Heisenberg, Richard Feynman, dan Murray Gell-Mann ternyata sudah diakrabi Nelson cilik. “Mereka hebat. Dari bacaan tersebut, saya benar-benar terkejut, tergugah dengan prestasi para fisikawan luar biasa itu. Ada yang usianya muda sekali ketika meraih PhD, jadi profesor, dan ada pula yang berhasil menemukan teori yang luar biasa. Mereka masih muda ketika itu,” jelas Nelson penuh kagum.
Nelson jadi profesor muda di Lehigh University sejak awal 2003. Untuk bidang teknik dan fisika, universitas itu termasuk unggulan dan papan atas di kawasan East Coast, Negeri Paman Sam. Untuk menjadi profesor di Lehigh, Nelson terlebih dahulu menyisihkan 300 doktor yang resume (CV)-nya juga hebat-hebat. “Seleksinya ketat sekali, sedangkan posisi yang diperebutkan hanya satu,” ujarnya. Lelaki penggemar buah-buahan dan masakan Padang itu mengaku lega dan beruntung karena dirinya yang terpilih. Menurut Nelson, dari segi gaji dan materi, menjadi profesor di kampus top seperti yang dia alami sekarang sudah cukup lumayan. Berapa sih lumayannya? “Sangat bersainglah. Gaji profesor di universitas private terkemuka di Amerika Serikat adalah sangat kompetitif dibandingkan dengan gaji industri. Jadi, cukup baguslah, he-he-he,” katanya, menyelipkan senyum.
Riwayat hidup dan reputasinya memang wow. Nelson sempat menjadi incaran dan malah “rebutan” kalangan universitas AS dan mancanegara. Ada yang menawari jabatan associate professor yang lebih tinggi daripada yang dia sandan g sekarang (assistant professor). Ada pula yang menawari gaji dan fasilitas yang lebih heboh daripada Lehigh University.
Tawaran-tawaran menggiurkan itu datang dari AS, Kanada, Jerman, dan Taiwan serta berasal dari kampus-kampus top. Semua datang sebelum maupun sesudah Nelson resmi mengajar di Lehigh University. Tapi, segalanya lewat begitu saja. Nelson memilih konsisten, loyal, dan komit dengan universitas di Pennsylvania itu. Tapi, tentu ada pertimbangan khusus yang lain.
“Saya memilih ini karena Lehigh memberikan dana research yang sangat signifikan untuk bidang saya, semiconductor nanostructure optoelectronic devices.
Lehigh juga memiliki leaderships yang sangat kuat dan ambisinya tinggi menaikkan reputasinya dengan memiliki para profesor paling berpotensi dan ternama untuk melakukan riset.

Sunday, July 8, 2012




KISAH SEORANG IBU DAN ANAKNYA

Seorang Ibu terduduk di kursi rodanya suatu sore di tepi danau, ditemani Anaknya yang sudah mapan dan berkeluarga.
Si ibu bertanya ” itu burung apa yg berdiri disana ??”
“Bangau mama” anaknya menjawab dengan sopan.
Tak lama kemudian si mama bertanya lagi..
“Itu yang warna putih burung apa?”
sedikit kesal anaknya menjawab ” ya bangau mama…!”
Kemudian ibunya kembali bertanya
” Lantas yang itu burung apa ?” Ibunya menunjuk burung bangau tadi yg sedang terbang…
Dengan nada kesal si anak menjawab “ya bangau mama.. kan sama saja!..emanknya mama gak liat dia terbang!!”

Air menetes dari sudut mata si mama sambil berkata pelan..”Dulu 26 tahun yang lalu aku memangku mu dan menjawab pertanyaan yg sama untuk mu sebanyak 10 kali...sedang saat ini aku hanya bertanya 3 kali, tapi kau membentak ku 2 kali..”

Si anak terdiam…dan memeluk mamanya sambil berkata ” Maafkan aku maa..”

BUnda, Umar sayang bunda

“Bunda, kenapa Allah gak kasih kita hidup enak yah?” tanya seorang anak pada ibunya.

“Mungkin karena Allah amat sayang sama kita,” jawab bundanya dengan santun.

“Begitu ya, bunda?” Anaknya berujar.

“Iya, nak. Allah amat sayang sama kita, Allah gak mau kita terlena sama nikmat dunia,” sambil meneteskan air mata Bundanya berujar pelan.

Sore pun menjelang, bersiaplah Umar kecil untuk pergi ke masjid dekat rumahnya. Mengenakan peci kesayangannya dan kain sarung yang agak kumal. Langkahnya berpacu dengan suara iqamah petang itu.Dari sudut jendela, bundanya tertegun melihat anaknya amat riang mendengar panggilan Allah itu.

“Ayo, nak, bergegas. Jangan sampai kau telat shalat maghrib ini!” teriak bundanya dari balik jendela.

“Iya, Bunda. Assalamu’alaikum. ..” jawab Umar.

Bangga rupanya bunda Umar ini, melihat pelita kecilnya rajin ibadah. Matanya berkaca-kaca saat teringat Ramadhan tahun yang lalu.

“Sayang, andai kau lihat anak kita saat ini, dia lucu sekali,” gumam bunda Umar dalam hati.

Melayang pikiran bunda Umar, mencoba mengingat setahun yang lalu di kamar ini. Selepas ia tunaikan shalat maghrib, diraihnya Mushaf kecil agak kusam lalu air matanya menetes perlahan.

“Sayang, aku rindu saat-saat itu,” lirihnya pelan sebelum membaca Ar-Rahman malam itu.

“Andai kau ada di sini sayang, melihat tingkah Umar yang lucu. Memegang pipinya yang tembem, kau elus rambutnya yang lebat. Akhhh… Betapa nikmat, sayang. Andai Allah berikan kesempatan kita berkumpul kembali, menikmati lantunan suaramu saat kau jadi Imam kami, kau bacakan surat kesukaanmu, kau do’akan kami semua agar kami sehat selalu. Kau berikan tanganmu untuk kukecup tanda baktiku untukmu. Kau elus kepala imut Umar, sayang. Andai kesempatan itu kembali terulang.”

“Bunda, kenapa nangis?” dielusnya pipi putih Bunda oleh Umar.

“Bunda gak apa-apa kok, nak. Bunda cuma kangen sama ayah,” sambil dikecupnya kening Umar yang baru pulang dari masjid.

“Bunda, emang ayah ke mana?” tanya polos Umar.

Sambil menitikan air mata, Bunda pun membelai kepala kecil Umar.

“Ayah udah ketemu sama Allah, nak. Ia tersenyum di sana. Ayah titip pesen kalo Umar harus jaga Bunda. Kau mau, nak?” tanya Bunda sambil mengusap air mata.

“Mau, Bunda. Bunda kesayangan Umar. Umar pastiii jagaa bunda,” sambil tersenyum riang Umar menjawab.

Tawa kecil pun meledak di malam sunyi itu.

“Ayo, nak. Mari kita tidur. Besok pagi-pagi kita temui ayah. Umar harus janji sama ayah bakal jaga Bunda ya?” ajak Bunda.

“Iya, Bunda. Umar janji jaga Bunda,” mata Umar pun seraya tertutup.

“Masya Allah…” teriakku terbangun dari tidur. Tak terasa sudah hampir 3 jam aku tertidur amat pulas. Sesaat tersadar kalau malam ini, aku bermimpi bertemu Umar dan suamiku.

“Allahu akbar…” tak terasa aku kembali meneteskan air mata.

Terkenang semua yang pernah terjadi malam ini, kecelakaan yang merengut kedua belahan jiwa membuatku kembali menitikan air mata.

Masih ingat olehku, bagaimana senyum manis Umar sebelum berangkat shalat ke masjid. Masih ingat olehku, bagaimana suamiku mencium keningku sebelum aku pergi tidur.

“Tuhan… Jaga belahan Jiwaku. Berilah mereka tempat yang lapang, ya Rabb. Kumpulkan mereka sebagai umatmu yang bertakwa. Tuhan… Kumpulkan kami kembali di JannahMu. Aku rindu Umar…” do’aku lirih menutup qiyamul lail malam ini.

Bunda sayang kalian… Tunggu bunda yah! Kita pasti akan bertemu kembali, sayang.

Laa ilaaha illaa annta subhaanaka inni kunntu minazhahaalimin. ..Laa haula walaa quwwata illaa billaahil’aliyyil’ azhim

Sambutan Kepala Sekolah


Assalamu'alaikum wr. wb.
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan nikmat kepada kita sekalian, sehingga sampai detik ini kita masih dapat beraktifitas dan melaksanakan kegiatan kita sehari-hari.

Seiring dengan perkembangan zaman yang bergulir dengan sangat cepat, diperlukan sebuah sikap yang mewadahi pergerakan yang positif bagi kegiatan-kegiatan di SDSN Cijantung 03 Pagi Jakarta Timur, baik itu kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami memperkenalkan sebuah blog SDSN Cijantung 03 Pagi Jakarta Timur, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Pada blog ini, telah kami sediakan berbagai fasilitas untuk sivitas akademika SDSN Cijantung 03 Pagi Jakarta Timur yaitu para murid dan guru pengajar - diantaranya sarana dan prasarana pembelajaran, forum diskusi dan komunikasi, jajak pendapat, profil guru dan siswa yang berprestasi, download file dan sarana-sarana penunjang edukasi dan komunikasi lainnya.

Dengan blog ini, kami juga berharap dapat meningkatkan citra SDSN Cijantung 03 Pagi dihadapan komponen-komponen masyarakat di seluruh Indonesia maupun seluruh dunia secara transparan dan akurat.
Akhir kata, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, dan mohon maaf apabila ada salah kata.

Untuk itu, mulai hari ini kami buka website SDSN Cijantung 03 Pagi Jakarta Timur dengan mengucapkan "Bismillahirrahmanirrahim". Semoga bermanfaat.

Wabillahi taufik wal hidayah,
Wassalamu'alaikum wr. wb.